Pencarian Kampus

Terpaksa Mandiri karena Ngerantau

Kamis, 27 Maret 2014 | 09:51:52 WIB

MELBOURNE - Pulang sekolah, Permata bisa saja meletakkan baju seragam kotornya di lantai. Setengah jam kemudian, sim salabim, baju kotor itu bisa jadi sudah masuk mesin cuci.

Lapar, dia hanya perlu ke ruang makan dan menyantap masakan yang sudah disiapkan. Dalam sekejap, perut pun kembali kenyang. Saatnya bersantai sejenak. Tapi, itu cerita lama. Sekarang, pulang kuliah, Permata enggak bisa lagi leha-leha dan membiarkan baju kotornya berserakan di sudut-sudut kamar.

"Kalau enggak saya beresin dan saya cuci, baju itu akan tetap tergeletak dan kotor," kata Tata, demikian dia biasa disapa, ketika ditemui Okezone, di University of Melbourne, Australia, Rabu (26/3/2014).

Tata kini menempuh semester akhir sebagai mahasiswa Manajemen di University of Melbourne, Australia. Gadis asli Jakarta ini mengaku, tinggal jauh dari orangtua dan keluarga memaksanya mandiri.

Sepulang kuliah dan kerja paruh waktu di agensi konsultan, gadis yang mengambil program gelar ganda dengan Universitas Indonesia (UI) tersebut tidak bisa langsung bersantai. Pekerjaan rumah tangga menunggu; baju kotor yang harus dicuci, pakaian yang harus diseterika, kamar yang harus dirapikan hingga memasak untuk makan.

"Di sini enggak ada pembantu, jadi saya harus belajar mengurus semua pekerjaan rumah tangga sendiri. Pada akhirnya, saya terlatih menjadi mandiri," ujar Tata.

"Keterpaksaan" Tata dirasakan juga teman-temannya sesama mahasiswa Indonesia di kampus. Andrew Patty misalnya, kini jadi bisa memasak berbagai makanan karena terbiasa memasak sendiri.

"Setidaknya kini saya bisa bawa bekal sushi buatan sendiri ke kampus," tutur Patty.

Andrew tinggal di rumah kontrakan (sharing house) dekat kampus bersama dua mahasiswa Hong Kong dan satu mahasiswa China. Meski laki-laki, mereka berbagi tugas mengurus rumah. Setiap hari, ada orang yang bertanggung jawab atas satu tugas tertentu.

"Ada yang memasak, membersihkan rumah, hingga menggosok kamar mandi," imbuhnya.

Namanya juga anak kos, kalau enggak dipaksa mandiri ya enggak akan bisa bertahan di rantau. Begitu juga urusan kocek. Mereka harus pintar-pintar mengatur keuangan agar kiriman dari orangtua  mencukupi semua kebutuhan.

Bagi Edwin, inilah pelajaran utama yang dipetiknya karena tinggal sendiri jauh dari rumah. Cowok berkacamata ini lebih sadar akan pengeluarannya.

"Saya pernah ngerasain nyaris enggak punya uang sama sekali. Harus pintar ngatur uang biar bisa tetap makan sehat dan cukup untuk kebutuhan kuliah," ujar mahasiswa Akuntansi dan Keuangan itu.

Bahkan, banyak juga mahasiswa Indonesia yang mengambil pekerjaan paruh waktu untuk menambah uang saku. Keuntungan lainnya, mendapat pengalaman. Patty kini bekerja di Restoran Blok M. Meski hanya menjadi tukang cuci piring, Patty tidak keberatan. Pekerjaan di restoran juga tidak menyita jadwal kuliahnya.

"Bos saya biasanya memberi beberapa hari masuk saja, jadi saya juga punya waktu libur. Pelajar asing boleh bekerja, tapi maksimal 20 jam per minggu," ungkapnya.

Pendapat Patty diamini Rama. Bayaran bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu juga lumayan. Biasanya, mereka akan dibayar sesuai usia.

"Saya sekarang sudah dibayar USD18 per jam. Lumayan banget, apalagi enggak terlalu susah kok nyari kerja," imbuh Rama.

Nah, setelah membaca cerita mereka, apakah kamu siap dipaksa mandiri ketika kuliah jauh di rantau?

 
 
 
Artikel Terkait Lainnya
SNMPTN & SBMPTN
Info Beasiswa
 
Tentang PilihJurusan.com

PilihJurusan.com bertujuan untuk memberikan berbagai informasi terkait dengan jurusan atau program studi yang tersedia di berbagai perguruan tinggi / universitas yang ada di Indoenesia.

Dengan informasi terkait jurusan yang lebih baik, kami yakin dapat membantu para calon mahasiswa untuk dapat lebih baik lagi dalam menjalani dunia perkuliahan serta berkarya dengan baik sesuai minat dan bakat setelah lulus.

Like halaman Facebook PilihJurusan.com kami untuk informasi langsung di halaman facebook mu.

Like Untuk Info Terbaru
Hubungi PilihJurusan.com

Jalan Burung Gereja No. 12 Kota Bandung

Email. info@pilihjurusan.com

http://facebook.com/pilihjurusancom